Percaya pada terjadinya Qiyamat atau As-Sâ’ah ( السَّاعَةٌ ) atau Yaumul-Âkhir (يَوْمُ
اْلآخِرُ ) merupakan salah satu dari rukun Imân. Dan meyakininya merupakan salah
satu sifat orang-orang yang bertaqwâ, sebagaimana firmnan Allâh :
وَبِالآْخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ
Artinya :
“Mereka yakin terhadap hari akhirat”
(Q.S. Al-Baqarah (2) : 4).
Kapankah terjadinya Qiyamat ..?, Secara pasti tidak ada yang mengetahuinya,
sebagaimana firman Allâh :
Artinya :
“Mereka menanyakan kepada-mu tentang Qiyamat : “Bilakah terjadinya..?”
Katakanlah :”Sesungguhnya pengetahuan tentang Qiyamat itu ada pada sisi Rabb-ku;
tidak ada seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia”.
(Q.S. Al-A’râf (7) : 187).
Malaikat Jibrîl a.s. pernah menguji Rasűlullâh saw. tentang hal ini, ia berkata
:
أَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ
Artinya :
“Beritahukanlah aku tentang --waktu-- terjadinya Qiyamat”.
Artinya :
“Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari orang yang bertanya”
Maksudnya yang bertanya --yaitu Jibrîl a.s.-- dan yang ditanya --yaitu Beliau
saw.-- sama-sama tidak tahu kapan terjadinya Qiyamat. Namun, Allâh SWT.
menegaskan bahwa waktu terjadinya sudah dekat, sebagaimana firman-Nya :
Artinya :
“Manusia bertanya kepada-mu tentang Qiyamat. Katakanlah :”Pengetahuan tentangnya
hanya di sisi Allâh”. Dan tahukah engkau (hai Muhammad), boleh jadi Qiyamat itu
sudah dekat waktunya”.
(Q.S. Al-Ahzâb (33) : 63).
Artinya :
“Allâh-lah yang menurunkan Al-Kitab dengan (membawa) kebenaran dan (menurunkan)
neraca (keadilan). Dan tahukah engkau, boleh jadi Qiyamat itu sudah dekat..?”.
(Q.S. Asy-Syűrâ (42) : 17).
Mengenai dekatnya waktu Qiyamat telah ditegaskan oleh Rasűlullâh saw., Beliau
bersabda :
Artinya :
“Aku diutus, --jarak-- aku dan Qiyamat seperti dua jari ini”. Dan Beliau
berisyarat dengan telunjuk dan jari tengahnya.
(H.R. Ahmad, Al-Baihaqî dan At-Tirmidzî dari Anas, dan juga Ahmad dan Al-Baihaqî
dari Sahl bin Sa’din. Lihat fathul-Kabîr juz III hal 20 no. : 2826 dan tafsîr
Al-Qurthubî).
Artinya :
“Aku diutus bersamaan dengan Qiyamat, (dan) hampir saja ia (Qiyamat)
mendahului-ku”.
(H.R. Ahmad. Lihat Fathur-Rabbanî juz XXIV hal. 4)
Yang dimaksud ucapan beliau : “..hampir saja ia (Qiyamat) mendahului-ku”,
menunjukan bahwa waktu datangnya Qiyamat sudah sangat dekat sekali. Sebagaimana
firman Allâh sebelumnya ( وَمَا يُدْرِيْكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ قَرِيْبٌ )-- Dan
tahukah engkau (hai Muhammad), boleh jadi qiyamat itu sudah dekat waktunya“.(Q.S.
Asy-Syűrâ (42) : 17).
Tanda-Tanda Qiyamat
Yang dimaksud dengan tanda-tanda Qiyamat ialah peristiwa atau keadaan yang
terjadi yang menunjukkan dekatnya kedatangan Qiyamat. Allâh SWT. telah berfirman
mengenai hal ini :
Artinya :
“Maka tidak ada yang mereka tunggu melainkan Qiyamat, jika datang pada mereka
dengan tiba-tiba. Maka sesungguhnya telah datang syarat-syaratnya”.
(Q.S. Muhammad (47) : 18).
Yang dimaksud dengan --Syarat-syaratnya-- أَشْرَاطُهَا dalam ayat ini menurut
Al-Imâm Al-Qurthubî ialah :
أَمَارَاتُهَا وَ عَلاَمَاتُهَا
Artinya :
“Alamat dan tanda-tandanya”
(Lihat Tafsîr Al-Qurthubî).
Artinya :
“Sesungguhnya Rasűlullâh saw. telah menyampaikan (menginformasikan) alamat dan
tanda-tanda Qiyamat; Beliau menerangkan dan menjelaskan hal itu dengan
keterangan yang belum pernah disampaikan oleh seorang nabi pun sebelum Beliau,
sebagaimana telah dibentangkan --hal itu-- di tempatnya”.
Artinya :
Aku melihat Rasűlullâh saw. bersabda, sambil mengacungkan dua jarinya seperti
ini : yaitu jari tengah dan telunjuknya :”Aku diutus, aku dan Qiyamat seperti
dua jari ini”.
(Lihat Tafsîr Ibnu Katsîr).
Selanjutnya para ‘ulama membagi tanda-tanda Qiyamat dalam dua bagian, pertama :
Tanda-Tanda Kecil atau ‘Alâmâtush-Shughrâ; dan kedua : Tanda-Tanda Besar atau
‘Alâmâtul-Kubrâ. Kemudian mereka (para ‘Ulama) membagi Tanda-Tanda Besar atau
‘Alâmâtul-Kubrâ menjadi dua bagian pula; pertama : Bagian yang bisa disaksikan
oleh orang-orang mu’min, dan kedua : Bagian yang tidak disaksikan dan tidak
dialami oleh orang-orang mu’min.
Tanda-Tanda Kecil - ‘Alâmâtush-Shughrâ :
Yang dimaksud Tanda-Tanda Kecil disini ialah rentetan peristiwa yang terjadi
sejak masa Rasűlullâh saw. hingga kini, yang menurut Beliau hal itu merupakan
tanda atau syarat-syarat terjadinya Qiyamat. Dan pada umunya peristiwa itu
berkaitan dengan proses perubahan ummat Islâm secara menyeluruh dari satu
kondisi kepada kondisi yang lain, yang juga dialami oleh ummat-ummat sebelumnya.
Itulah sebabnya dinamai Tanda-Tanda Kecil karena peristiwa itu merupakan hal
biasa, tidak luar biasa.
Tanda-Tanda Kecil ini diawali dengan wafatnya Rasűlullâh saw., sebagaimana
disebutkan dalam sebuah hadits, Beliau bersabda :
Artinya :
“Ada 6 (enam) tanda-tanda Qiyamat : (1) Kematian-ku, (2) Penaklukan
Baitul-Maqdis, (3) Jika seorang diberi 1,000 Dinar lalu ia marah (karena merasa
kurang), (4) Fitnah yang panasnya masuk kedalam setiap rumah kaum muslimin, (5)
Kematian --massal-- yang merenggut manusia seperti Qu’âsh merenggut kambing, (6)
Pengkhianatan bangsa Rűm, sehingga mereka berangkat dibawah 80 bendera, dibawah
tiap-tiap bendera ada 12,000 tentara”.
(H.R. Ahmad dan At-Tirmidzî dari Mu’âdz. Lihat Fathul-Kabîr juz III, hal. 203;
no. 3602).
1. Kematian Rasűlullâh saw. :
Sebagaimana diutusny Rasűlullâh saw. merupakan indikasi dekatnya Qiyamat, begitu
pula wafatnya Beliau. Soal wafatnya Beliau telah dijelaskan oleh Allâh SWT.
dalam firamn-Nya :
Artinya :
“Tidaklah Muhammad itu melainkan sorang rasűl. Sungguh telah berlalu sebelumnya
beberapa orang rasűl. Apakah jika ia (Muhammad) mati atau terbunuh kalian
berbalik ke belakang (murtad)..?”
(Q.S. Ali ‘Imran (3) : 144).
Ayat ini menegaskan bahwa kerasűlan Muhammad adalah hal yang biasa terjadi,
karena sebelumnya telah ada beberapa rasűl. Begitupula kematiannya, juga hal
yang biasa, karena rasűl-rasűl sebelumnya juga mati.
2. Penaklukan Baitul-Maqdis :
Peristiwa ini telah terjadi pada tahun 18 H, atau pada tahun 638 M yaitu pada
masa kekhalifahan ‘Umar bin Khaththâb. Penaklukan ini berlangsung dengan damai,
yaitu ketika penduduk Nasrani Syâm meminta perdamaian dan jaminan keamanan
kepada Abű ‘Ubaidah bin Jarrah panglima perang kaum muslimîn. Saat itu mereka
menyatakan kesediaan membayar pajak dengan syarat, surat perjanjian tersebut
harus ditanda tangani oleh khalîfah ‘Umar bin Khaththâb dan sekaligus penyerahan
kunci kota baitul-Maqdis kepada beliau.
3. Jika seorang diberi 1,000 Dinar dan ia merasa kurang :
Dinar ialah mata uang emas. Ukuran 1 (satu) Dinar sama dengan 4 (empat) gram
emas. Ini menunjukan banyaknya orang kaya dan hidup mereka yang boros
(konsumtif) sehingga uang 1,000 Dinar terasa kurang bagi mereka untuk menunjang
gaya hidupnya yang konsumtif.
4. Fitnah yang panasnya masuk ke setiap rumah kaum Muslimîn :
Yang dimaksud adalah fitnah yang pengaruhnya memasuki rumah-rumah kaum muslimîn,
seperti yang kita bisa kita saksikan dan rasakan dampaknya sekarang ini,
terutama sekali melalui media elektronika dsb.
5. Kematian Massal pada manusia seperti Qu’âsh yang merenggut kambing :
Penyakit Qu’âsh adalah penyakit yang biasanya menimpa hewan-hewan ternak yang
mana dengannya keluarlah cairan, maka ia akan mati dengan cepat.
Kematian massal yang disebabkab oleh wabah penyakit telah sering terjadi di
dunia, dan yang pertama kali terjadi setelah wafatnya Rasűlullâh saw. ialah pada
masa kekhalifahan ‘Umar bin Khaththâb, yaitu setelah penaklukan Baitul-Maqdis,
yang terkenal dengan sebutan “Thâ’űn Amwas”.
6. Pengkhianatan Banga Rűm :
Yang dimaksud Bangsa Rűm di sini adalah bangsa Eropa dan Amerika atau dalam
istilah lain disebut Banil-Ashfâr (orang bule). Pengkhianatan mereka terjadi
setelah adanya perdamaian kaum Muslimîn dengan mereka, sebagaimana disebutkan
Rasűlullâh saw.:
Artinya :
“Kalian akan berdamai dengan bangsa Rűm dengan perdamaian yang aman, maka kalian
akan berperang bersama-sama mereka terhadap musuh --yang datang-- dari belakang
mereka. Maka kalian akan sejahtera dan mendapat harta rampasan yang banyak,
kemudian kalian akan tinggal di padang rumput yang luas, yang memiliki
bukit-bukit. Ketika itu berdirilah seorang laki-laki dari bangsa Rűm, sambil
mengangkat salib ia berkata : ”Salib telah menang.!!”. Maka berdirilah seorang
laki-laki dari kaum Muslimîn dan membunuh orang Rűm itu. Maka bangsa itu
berkhianat sehingga terjadi pertempuran besar. Maka merekapun bergabung dan
datang menyerbu kalian di bawah 80 (delapan puluh) bendera, beserta tiap-tiap
bendera ada 10,000 orang tentara”.
(H.R. Ahmad, Abű Dâwűd, Ibnu Mâjah dan Ibnu Hibbân. Lihat Fathul-Kabîr juz III
hal. 204, no. 3606).
Dan masih banyak lagi informasi Rasűlullâh saw. mengenai Tanda-Tanda Kecil ini,
sebagaimana disebutkan oleh Al-Imâm Al-Qurthubî --yaitu berkisar pada-- :
Artinya :
“Banyaknya harta benda dan perdagangan, persaksian palsu (kebohongan), pemutusan
hubungan famili, sedikitnya sifat mulia dan banyaknya sifat hina”.
(Lihat Tafsîr Al-Qurthubî).
Tanda-Tanda Besar - ‘Alâmâtul-Kubrâ :
Yang dimaksud Tanda-Tanda Besar ialah peristiwa luar biasa yang akan terjadi di
bumi yang diinformasikan Rasűlullâh saw., dan dinyatakan sebagai tanda-tanda
terakhir menjelang terjadinya Qiyamat. Rasűlullâh saw. telah bersabda mengenai
hal ini :
Artinya :
“Sesungguhnya Qiyamat tidak akan terjadi sehingga muncul 10 (sepuluh) tanda :
(1) Munculnya asap tebal, (2) Munculnya Dajjâl, (3) Munculnya Binatang Bumi, (4)
Matahari terbit dari tempat terbenamnya, (5) Tiga pembenaman di bumi, di Timur,
(6) --pembenaman-- di Barat, (7) --pembenaman-- di semenanjung ‘Arab, (8)
Turunnya Nabi ‘Isâ, (9) Keluarnya Ya’jűj wa Ma’jűj, (10) Keluarnya api dari
dasar ‘Aden yang menggiring manusia ke tempat berkumpul (Mahsyar). Api ini akan
bermalam bersama mereka ketika mereka bermalam dan juga bersama ketika mereka
tidur siang.
(H.R. Ahmad dan Muslim. Lihat fathul-Kabîr, juz II, hal. 68, no. 1631).
Al-Ustadz Amin Muhammad Jamaluddîn mengatakan bahwa 10 (sepuluh) tanda tersebut
tidak terurut menurut waktu terjadinya. Oleh karena itu beliau membagi
tanda-tanda tersebut setelah mengurutkan berdasarkan urutan waktu terjadinya,
menjadi 2 (dua) bagian :
A. Tanda-Tanda yang dapat dilihat oleh kaum Mu’min.
B. Tanda-Tanda yang tidak dilihat (dialami) oleh orang Mu’min.
Selanjutnya beliau berkata, bahwa kaum mu’min hanya akan menyaksikan 6 (enam)
tanda-tanda besar Qiyamat, sedangkan 4 (empat) tanda-tanda besar yang tersisa
hanya akan disaksikan dan dialami oleh orang-orang kafir saja. 6 (enam)
tanda-tanda besar itu --yang dapat dilihat oleh kaum mu’min-- ialah :
1. Munculnya Dajjâl.
2. Turunnya nabi ‘Îsa bin Maryam.
3. Keluarnya Ya’jűd wa Ma’jűj.
4. Terbitnya Matahari dari tempat terbenamnya.
5. Keluarnya Binatang Bumi (Dâbbatul-Ardhi).
6. Keluarnya asap.
Sedangkan 4 (empat) tanda yang hanya disaksikan dan dialami oleh orang-orang
kafir saja ialah :
1. Pembenaman bumi di Timur.
2. Pembenaman bumi di Barat
3. Pembenaman bumi di semenanjung ‘Arabia.
4. Keluarnya api dari dasar ‘Aden atau dari timur yang akan menggiring manusia
ke tempat berkumpul (Mahsyar).
Masalah tanda-tanda ini Insya Allâh akan dibahas secara terinci di waktu yang
lain dalam makalah yang berikutnya.