Dari Utsman RA, dia berkata, "Rasūlullāh SAW bersabda, 'Barangsiapa meninggal
dan ia percaya bahwasanya tiada Tuhan selain Allāh, maka ia akan masuk surga.'"
{Muslim 1/68-69}
Dari Abu Hurairah RA (atau dari Abu Sa'id RA, Al A'masy ragu dalam periwayatan
hadits ini) dia berkata, "Ketika perang Tabuk, pasukan Rasūlullāh SAW mengalami
kekurangan makanan. Mereka mengusulkan kepada Rasululah SAW, jikalau anda
mengizinkan, kami akan menyembelih unta-unta," lalu kita akan makan dan membuat
minyak darinya." Rasūlullāh SAW menjawab, Lakukanlah!" Abu Hurairah RA berkata,
"Kemudian datanglah Umar RA dan dia berkata, "Wahai Rasūlullāh! Jika engkau
lakukan penyembelihan unta-unta itu maka persediaan akan semakin menipis, tetapi
bagaimana kalau engkau memerintahkan mereka untuk mengumpulkan sisa perbekalan
mereka, lalu berdoalah kepada Allāh, agar Dia memberikan keberkahan kepada
mereka, mudah-mudahan Allāh mewujudkannya." Rasūlullāh menjawab, "Ya." Abu
Hurairah RA berkata, Rasūlullāh SAW kemudian meminta 'Nath'a' lalu
membentangkannya, kemudian beliau memerintahkan untuk mengumpulkan sisa-sisa
perbekalan mereka. Abu Bakar berkata, "Kemudian diantara mereka ada yang membawa
segenggam gandum, ada yang membawa segenggam kurma serta ada pula yang membawa
remukan roti, sehingga di atas tikar kulit itu telah terkumpul sisa perbekalan."
Kata Abu Hurairah RA, "Kemudian Rasūlullāh SAW memohon agar Allāh memberikan
keberkahan, lalu beliau berseru, 'Letakkanlah perbekalan kalian dalam
wadah-wadah kalian.'" Abu Bakar berkata, "Mereka pun mengambil dari sisa
perbekalan tersebut untuk mereka isikan ke dalam wadah-wadah mereka, sehingga
mereka tidak meninggalkan satu wadahpun di detasemen kecuali telah mereka
penuhinya." Abu Hurairah RA berkata, "Mereka pun makan hingga kenyang, dan
ternyata makanan masih tersisa. Kemudian Rasūlullāh SAW bersabda, "Aku bersaksi
bahwa tiada Tuhan selain Allāh dan sesungguhnya aku adalah utusan Allāh. Tidak
ada seorangpun mati dengan (memegang) dua kesaksian ini tanpa keraguan
sedikitpun yang terhalang masuk surga." {Muslim 1/42}
Dari Ash-Shunabihi, dari Ubadah bin Shamit RA, dia berkata, "Saya mendatangi
Ubadah bin Shamit sebelum menjelang kamatiannya, lalu saya menangis. Kemudia ia
mengatakan, "Tenanglah! mengapa kamu menangis?" (saya menjawab) "Demi Allāh,
sungguh jika saya dapat memberikan kesaksian maka pasti saya akan bersaksi
untukmu, jika saya dapat memberi pertolongan maka saya akan memberi pertolongan
kepadamu jika saya mampu (berbuat sesuatu), maka saya akan memberimu kemanfaatan."
Lalu Ubadah bin Shamit mengatakan, "Demi Allāh, tidaklah ada satu hadits yang
telah saya dengar dari Rasūlullāh SAW yang berisi kebaikan bagimu kecuali telah
saya sampaikan kepadamu, hanya tinggal satu hadits yang belum saya sampaikan dan
akan saya sampaikan kepadamu hari ini. Saya telah mendengar Rasūlullāh SAW
bersabda, 'Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allāh dan Muhammad
adalah Utusan Allāh, maka Allāh mengharamkan dirinya dari api neraka.'" {Muslim
1/43}
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Kami pernah duduk mengelilingi Rasūlullāh
SAW dan dalam kelompok kami terdapat Abu Bakar dan Umar RA. Lalu Rasūlullāh SAW
berdiri di arah belakang kami, dan beliau mengakhirkan kami (menyuruh kami di
belakang), sehingga kami khawatir terpisah, kamipun takut kemudian kami berdiri,
dan saya adalah orang pertama yang takut, lalu saya keluar mencari Rasūlullāh
sehingga saya mendekati pagar milik kaum Anshar dari Bani An-Najjar. Kemudian
saya berputar mengelilingi pagar itu barangkali saya bisa menemukan pintunya,
tetapi saya tidak menemukan. Tiba-tiba ada aliran air yang mengalir masuk ke
lubang pagar dari sumur Kharijah, lalu saya melompat dan masuk ke tempat
Rasullulah SAW, kemudian beliau bertanya, "Abu Hurairah-kah itu?" Saya menjawab,
"Benar, wahai Rasūlullāh", beliau bertanya kembali, "Ada apa?", saya menjawab, "Saya
tadi berada di bagian belakang kelompok saya, lalu anda berdiri dan mengakhirkan
kami (menyuruh kami di belakang), kemudian kami khawatir terpisah dan kamipun
takut, dan saya adalah orang pertama yang takut. Lalu saya mendekat ke pagar ini
dan melompat seperti musang, sementara orang-orang lain ada di belakang saya."
Beliau memanggil, "Hai Abu Hurairah"! sambil memberikan sepasang sandalnya
kepada saya, seraya bersabda, "Pergilah dengan membawa sepasang sandalku ini,
siapa saja yang kamu temui di belakang pagar ini yang bersaksi bahwa tidak ada
Tuhan selain Allāh dengan meyakini sepenuh hati, maka berikan kabar gembira
kapadanya bahwa ia akan masuk surga. " Adapun orang pertama yang saya temui
adalah Umar. Lantas Umar bertanya, "Sepasang sandal siapa ini, hai Abu Hurairah?"
Saya menjawab, "Ini (Haataani) sandal Rasūlullāh SAW, beliau menyuruh saya
membawa sepasang sandal ini kepada siapa saja yang saya temui dengan bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan selain Allāh dengan sepenuh hati, maka saya akan
memberikan kabar gembira kepadanya bahwa ia akan masuk surga." Abu Hurairah RA
berkata, "Umar lalu mendorongkan tangannya pada dada saya sehingga saya jatuh
terduduk pada bokong saya." Kemudian Umar berkata, "Hai Abu Hurairah! Kembalilah!,"
maka saya pun kembali kepada Rasūlullāh SAW dengan diliputi rasa sedih ingin
menangis. Tiba-tiba Umar menyusul di belakang saya dengan tunggangannya,
kemudian Rasūlullāh SAW bertanya, "Ada apa hai Abu Hurairah!" Saya menjawab, "Saya
tadi bertemu Umar lalu saya sampaikan kepadanya apa yang telah Anda perintahkan
kepada saya, lalu Umar mendorong dada saya hingga membuat saya jatuh terduduk,
kemudian Umar mengatakan, 'Kembalilah kepada Rasūlullāh SAW hai Abu Hurairah!""
Lalu Rasūlullāh SAW bertanya (kepada Umar), "Wahai Umar! apa yang membuatmu
bertindak demikian itu?" Umar menjawab, "Wahai Rasūlullāh, demi ayah dan ibu
saya, apakah engkau memerintahkan Abu Hurairah dengan membawa sepasang sandalmu
untuk menemui siapa saja yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allāh dengan
penuh keyakinan, agar ia memberitahukan kabar gembira bahwa ia (yang ditemui)
akan masuk surga?" Rasūlullāh SAW menjawab, "Ya. " Umar berkata, "Sebaiknya
jangan engkau lakukan itu, karena saya khawatir kalau orang-orang hanya
mengandalkan hal tersebut. Oleh karena itu biarkanlah mereka bebas berbuat."
Rasūlullāh menjawab, "Biarkanlah mereka." {Muslim 1/44-45}
Dari Mu'adz bin Jabal RA, ia berkata, "Saya pernah dibonceng oleh Rasūlullāh SAW
, yang mana (jarak) antara saya dengan beliau hanya sejarak ujung pelana,
kemudian beliau memanggil, "Hai Muadz bin Jabal!." Saya menjawab, "Labbaik ya
Rasūlullāh." Kemudian beliau berjalan sesaat lalu memanggil lagi, "Hai Muadz bin
Jabal. " Saya menjawab, "Labbaika ya Rasūlullāh." Beliau memanggil lagi, "Hai
Mu'adz bin jabal." Saya menjawab, "Labbaika Ya Rasūlullāh." Beliau bersabda, "Apakah
kamu mengetahui apa kewajiban manusia terhadap Allāh?. " Mu'adz bin Jabal
berkata, "Saya menjawab, 'Allāh dan Rasul-Nya lebih mengetahui."' Beliau
bersabda, "Sesungguhnya kewajiban manusia terhadap Allāh adalah agar mereka
senantiasa menyembah-Nya serta tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun."
Lalu beliau berjalan sesaat, kemudian beliau memanggil, "Hai Mu'adz bin Jabal!"
saya menjawab, "Labbaika ya Rasūlullāh." Beliau bersabda, "Apakah kamu
mengetahui hak manusia yang dipenuhi oleh Allāh SWT apabila mereka telah
melakukan hal itu?" Saya menjawab, "Allāh dan Rasul-Nya lebih mengetahui."
Beliau bersabda, "Allāh tidak akan menyiksa mereka. " {Muslim 1/43}
Dari Mahmud bin Ar-Rabi' RA, dari 'Itban bin Malik RA, ia (Mahmud) berkata,
"Saya pernah datang ke Madinah lalu saya bertemu 'Itban, maka saya berkata, "Ada
hadits yang sampai kepada saya dari kamu", Itban berkata, "Saya tertimpa sedikit
gangguan pada penglihatanku, lalu aku mengutus seseorang kepada Rasūlullāh SAW
untuk menyampaikan bahwa saya menginginkan agar Rasūlullāh SAW shalat di
rumahku, yang telah saya menjadikannya sebagai tempat shalat." 'Itban berkata,
"Maka Nabi SAW datang beserta para sahabatnya dan kemudian beliau masuk, lalu
shalat di rumahku, sedangkan para sahabat bercakap-cakap sesama mereka, dengan
mengambil pembicaraan pokok tentang Malik bin Dukhsyum." Lanjut Itban, "Mereka
mengharapkan kalau beliau mendoakan agar ia celaka, dan mereka senang kalau ia
tertimpa kemalangan (musibah). Maka setelah Rasūlullāh SAW selesai menunaikan
shalat, seraya bertanya, "Bukankah Malik bin Dukhsyum bersaksi bahwa tidak ada
tuhan selain Allāh dan bahwa aku adalah utusan Allāh?' Para sahabat menjawab,
"Ya, Dia mengucapkan itu tidak sampai tertanam di dalam hatinya." Beliau
bersabda, "Tidaklah ada seseorang yang bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allāh
dan bahwa aku adalah utusan Allāh itu masuk neraka. " Anas berkata, "Hadits ini
mengugah hati saya, lalu saya perintahkan kepada anak laki-laki saya, "Catatlah
hadits itu!" Maka ia pun mencatatnya." {Muslim 1/45-46}