« Ushűl-Îmân »
AGAMA ISLÂM
Agama Islâm adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad . Dengan Islâm, Allâh
mengakhiri serta menyempurnakan agama-agama yang terdahulu untuk para hamba-Nya.
Dengan Islâm pula, Allâh menyempurnakan kenikmatan-Nya, dan Dia telah meridhai
Islâm sebagai dîn-Nya. Oleh karena itu tidak ada agama yang patut diterima
selain Islâm.
Allâh berfirman:
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ
وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu,
tetapi dia adalah Rasűlullah dan penutup Nabi-nabi..
(QS. Al-Ahzab [33] : 40)
Allâh berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ
لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan agamamu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku
kepadamu, dan telah Aku ridhai Islâm menjadi agamamu…”
(QS.Al-Maidah [5] : 3).
Allâh berfirman:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ
“Sesungguhnya Ad-dîn (yang diridhai) di sisi Allâh hanyalah Islâm…”
(QS. Ălî-Imrân [3] : 19).
Allâh berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي
الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islâm, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
rugi.”
(QS. Ălî-Imrân [3] : 85).
Allâh telah mewajibkan seluruh umat manusia agar memeluk agama Islâm karena
Allâh. Hal ini sesuai dengan firman –Nya:
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي
لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ
فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ
وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Katakanlah , “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allâh kepadamu semua,
yaitu Allâh yang mempunyai kerajaan langit dan bumi. Tidak ada Ilah yang berhak
disembah selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan. Maka berimanlah kamu
kepada Allâh dan Rasűl-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allâh dan kepada
kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat
petunjuk.”
(QS. Al-A’raf [7] : 158).
Dari Abu Huraira , ia berkata,” Rasűlullah bersabda:
(( وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لاَ يَسْمَعُ بِيْ أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ
الْأُمَّةِ يَهُوْدَيٌّ أَوْ نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوْتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ
بِالَّذِيْ أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ ))
“Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak seorang pun dari
ummat ini, Yahudi maupun Nasrani, yang mendengar tentang aku, kemudian mati
tidak mengimani risalah yang aku bawa, kecuali dia termasuk penghuni neraka.”
(HR. Muslim).
Beriman kepada Nabi maksudnya: membenarkan dengan penuh penyerahan diri dan
kepatuhan terhadap segala ajaran yang dibawanya, dan tidak cukup dengan hanya
membenarkan saja. Oleh karena itu Abu Thalib (paman Nabi ) dikatakan bukan
orang yang beriman kepada Nabi , walaupun ia membenarkan apa yang dibawa oleh
keponakannya, dan dia juga mengakui bahwa Islâm adalah agama terbaik.
Agama Islâm mencakup seluruh kemaslahatan yang dikandung oleh agama-agama
terdahulu. Islâm mempunyai keistimewaan, yaitu relevan untuk setiap masa, tempat
dan umat.
Allâh berfirman kepada Rasűl-Nya:
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ
مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an yang membawa kebenaran, membenarkan
apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu
ujian terhadap kitab-kitab yang lain…
(QS. Al-Maidah [5] : 48).
Islâm dikatakan relevan untuk setiap masa, tempat dan umat, maksudnya adalah:
bahwa berpegang teguh kepada Islâm tidak akan menghilangkan kemaslahatan umat di
setiap waktu dan tempat. Bahkan dengan Islâm, umat akan menjadi baik. Relevan
bukan berarti Islâm tunduk pada waktu, tempat dan umat, seperti yang dipahami
oleh sebagian orang.
Agama Islâm adalah agama yang benar. Allâh menjamin kemenangan bagi orang yang
memegangnya dengan baik. Hal ini dijelaskan Allâh dalam firman-Nya:
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى
الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Dialah yang telah mengutus Rasűl-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan
agama yang benar untuk dimenangkannya atas segala agama, walaupun orang-orang
musyrik tidak menyukai.”
(QS. At-Taubah [9] : 33).
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ
وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ
مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ
كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan Allâh telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amalan-amalan yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang
sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang
telah diridhai-Nya untuk mereka dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan)
mereka sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap
menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Barangsiapa
yang (tetap) kafir sesudah (janji) ini, maka mereka itulah orang-orang yang
fasik.”
(QS. An-Nur [24] : 55).
Agama Islâm meliputi aqidah dan syariat. Islâm adalah agama yang sempurna dalam
aqidah dan syari’at, karena :
- memerintahkan untuk bertauhid dan melarang syirik.
- memerintahkan untuk bersikap jujur dan melarang berbuat bohong/dusta.
- memerintahkan untuk berbuat adil dan melarang berbuat lalim.
Catatan :
Adil artinya: menyamakan yang sama dan membedakan yang berbeda, bukan persamaan
secara mutlak seperti yang dipahami oleh sebagian orang, yang mengatakan bahwa
Islâm adalah agama persamaan yang mutlak. Karena Menyamakan hal-hal yang berbeda
merupakan kelaliman yang tidak dianjurkan oleh Islâm, dan pelakunyapun tidak
terpuji.
- memerintahkan untuk bersikap amanat dan melarang khianat.
- memerintahkan untuk menepati janji dan melarang ingkar janji.
- memerintahkan untuk berbakti kepada ibu-bapak, serta melarang menyakiti
mereka.
- memerintahkan untuk bersilaturrahim /menyambung hubungan dengan kerabat dekat,
serta melarang memutuskannya.
- memerintahkan untuk berbuat baik kepada tetangga dan melarang berbuat jahat
kepada mereka.
Secara umum Islâm memerintahkan agar bermoral baik dan melarang bermoral buruk.
Islâm juga memerintahkan setiap perbuatan baik, dan melarang perbuatan buruk.
Allâh berfirman:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى
وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُونَ
“Sesungguhnya Allâh menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
nafkah kepada kaum kerabat, Dan Allâh melarang dari perbuatan keji, kemungkaran
dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran.”
(QS. An-Nahl [16] : 90).